Kekuatan Asam dan Basa dalam Kimia Organik
Hay guys, kali ini sesuai judul kita akan membahas materi mengenai kekuatan asam dan basa dalam kimia organik.
Kekuatan
asam dan basa tergantung pada
seberapa banyak asam atau basa terionisasi dalam larutan. Asam atau basa kuat sepenuhnya
terionisasi dalam larutan. Dalam reaksi netralisasi, asam
dan basa bereaksi untuk menghasilkan garam. Garam adalah senyawa ionik yang kationnya berasal dari basa dan yang
anionnya berasal dari asam.
Semua asam dan basa tidak terionisasi atau
berdisosiasi pada tingkat yang sama. Ini mengarah pada pernyataan bahwa asam dan basa tidak semuanya memiliki
kekuatan yang sama dalam menghasilkan ion H + dan OH - dalam
larutan. Istilah "kuat" dan
"lemah" memberikan indikasi kekuatan asam atau basa. Istilah kuat dan lemah
menggambarkan kemampuan larutan asam dan basa untuk menghantarkan listrik. Jika asam atau basa
menghantarkan listrik dengan kuat, asam atau basa kuat. Jika asam atau basa
menghantarkan listrik dengan lemah, maka asam atau basa lemah.
Definisi Brønsted-Lowery
JN Brønsted dan TM Lowry secara independen
mengembangkan teori donor proton dan akseptor proton dalam reaksi asam-basa,
secara kebetulan di wilayah yang sama dan selama tahun yang sama. Teori Arrhenius di mana asam dan basa ditentukan oleh apakah molekul
mengandung ion hidrogen dan hidroksida terlalu membatasi.
Untuk menentukan apakah suatu zat adalah asam
atau basa, hitung hidrogen pada setiap zat sebelum dan sesudah reaksi. Jika jumlah hidrogen berkurang, zat itu adalah asam (menyumbangkan ion
hidrogen). Jika jumlah hidrogen meningkat, zat itu adalah basa (menerima ion
hidrogen). Definisi ini biasanya diterapkan pada reaktan di sebelah kiri. Jika reaksi dilihat secara terbalik asam dan basa baru dapat
diidentifikasi. Zat-zat di sisi kanan persamaan disebut asam konjugat dan basa konjugasi
dibandingkan dengan yang di sebelah kiri. Perhatikan juga bahwa asam asli berubah dalam basa konjugat setelah reaksi
berakhir.
Asam terkuat ada di kiri bawah, dan basa terkuat
ada di kanan atas. Basa konjugasi dari asam
kuat adalah basa yang sangat lemah, dan, sebaliknya, asam konjugasi dari basa kuat adalah asam yang sangat lemah
Untuk memahami mengapa keasaman asam
Bronsted sangat bervariasi , dan untuk dapat secara sistematis memahami tren
keasaman, kami akan mempertimbangkan lima efek utama struktur terhadap
keasaman:
(1) Periodisitas dalam kolom tabel
periodik (setara dengan Efek Kekuatan Bond);
(2) Hibridisasi
(3) Efek Resonansi
(4) Efek Induktif dan
(5) Efek keelektronegatifan
Kegunaan senyawa asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
Asam Sitrat
Asam sitrat bisa digunakan untuk menghilangkan noda serta mencerahkan pakaian seperti yang terdapat pada sitrun. Asam sitrat juga dapat digunakan dalam pembuatan perawatan kulit (skin care), seperti pembuatan bath bomb dengan cara dicampur dengan natrium bikarbonat
Magnesium Hidroksida
Magnesium Hidroksida merupakan senyawa yang pada umumnya digunakan untuk menetralisir asam lambung atau norit/antasid. Maag terjadi karena asam lambung yang tinggi karena adanya stress, makanan yang dikunyah dengan tidak baik, makan terlalu cepat, dsb. Ketika asam lambung mengenai saraf mukosa di saluran pencernaan saraf tersebut akan mengirim sinyal rasa sakit kepada otak kita, dan dari situ kita bisa tahu bahwa asam lambung kita sedang tinggi. Gejalanya juga bisa sesak nafas, diare
Natrium Hipoklorit
Larutan natrium hipoklorit, umumnya dikenal sebagai pemutih atau clorox, adalah seringkali digunakan sebagai penawar infeksi (desinfektan) atau bahan pemutih.
Permasalahan
1.
Perhatikan
gambar dibawah
Pada dua
gugus diatas, memiliki perbedaan tingkat keasaman dimana gambar (3) lebih asam
dibandingkan gambar (2) dengan dibuktikan nilai pKa-nya 3,83 berbanding 2,86. Dimana
yang membedakannya yaitu gugus OH dan Cl yang sama-sama bermuatan electron -1. Mengapa
gugus yang mengikat OH lebih asam dibandingkan dengan gugus yang mengikat Cl?
2.
Pada
senyawa alkohol, senyawa tersebut bisa bersifat asam dan
bereaksi dengan dengan larutan basa pekat (OH–) dan basa kuat seperti NH2–. Dan
juga dapat bersifat basa dengan bereaksi dengan asam kuat seperti HBr. Bagaimana bisa alkohol memiliki 2 sifat yang berbeda
tersebut?
3.
Pada
Hidrogen yang mengikat senyawa di golongan VIIA, hanya HF yang bersifat asam
lemah sedangkan HCl, HBr, HI bersifat asam kuat. Padahal jika dilihat, HF
memiliki keelektronegatifan paling tinggi dibandingkan 3 senyawa segolongannya meskipun memiliki jari-jari atom yang rendah. Lantas mengapa HI yang keelektronegatifannya rendah tetapi jari-jari atomnya tinggi justru tetap masih bersifat asam kuat. apakah jari-jari atom lebih berpengaruh dari keelektronegatifan dalam hal keasaman?
1. Karena Seperti yang kita ketahui bahwa Substituen –OH mempunyai kemampuan menarik elektron ikatan melalui ikatan sigma (C-C-O-H) sehingga atom O menjadi relatif positif, akibatnya atom H mudah dilepas sebagai H+ dan asamnya menjadi lebih kuat.
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan nomor 3. HF di sini memiliki keistimewaan, yakni merupakan asam lemah yang mana tidak terionisasi sempurna. Kemudian, HF menyukai proton untuk itu dia memiliki ikatan hidrogen.
BalasHapus2. menurut saya hal itu disebabkan karena alkohol merupakan zat amfoter yaitu dapat bertindak sebagai asam (donor proton) atau sebagai basa (akseptor proton). Sifat asam dan basa dari alkohol yang relatif sangat lemah.
BalasHapus